Akhir-akhir ini sering kita mendengar istilah Industry 4.0. Sebenarnya, apa itu industry 4.0? Dan apa dampaknya bagi dunia kerja kita?
Menurut wikipedia, Industry 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, internet untuk segala, komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Industri 4.0 menciptakan perubahan besar-besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik, digital, dan biologi. Revolusi ini ditandai dengan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang, khususnya kecerdasan buatan, robot, blockchain, teknologi nano, komputer kuantum, bioteknologi, Internet of Things, percetakan 3D, dan kendaraan tanpa awak.
Sejarah Revolusi Industry

Revolusi Industri 1.0
Revolusi industri dimulai pada akhir abad ke-18 dengan ditemukannya mesin tenaga uap oleh para ilmuwan. Di inggris raya, terjadi perubahan proses manufaktur dari tenaga manusia ke mesin. Hal ini menimbulkan dampak pengangguran masal dan demonstrasi menuntut lapangan pekerjaan.
Revolusi Industri 2.0
Dimulai sekitar tahun 1840 ketika para ilmuwan mulai tertarik dengan teknologi kelistrikan. Pada tahun 1908 Henry Ford mengubah pabriknya dengan menggunakan ban berjalan untuk proses perakitan mobil. Perubahan ini membuat biaya produksi jauh lebih murah dan menurunkan harga mobil Ford hingga 300%. Dengan cepat Ford menguasai pasar mobil dan mengakibatkan banyaknya pabrik mobil lain yang tutup karena kalah bersaing.
Revolusi Industri 3.0
Menjelang akhir abad ke-20, dengan ditemukannya PLC (Programmable Logic Controller), mesin industri dapat diprogram untuk bekerja dan berjalan dengan sendirinya. Hal ini tentunya dapat menurunkan biaya produksi.
Industri digital mulai meningkat pesat, seperti dunia musik dan fotografi. Tidak perlu membawa kaset untuk mendengarkan musik, mengambil foto pun cukup dengan kamera digital tanpa perlu kertas film.
Revolusi Industri 4.0
Dimulai pada sekitara awal tahun 2000-an, dimana semua proses produksi dapat berjalan dengan otomatis tanpa membutuhkan tenaga manusia. Berbeda dengan revolusi industri ketiga di mana mesin bekerja sendiri- sendiri, pada revolusi industri keempat semua mesin dihubungkan melalui sistem internet atau dikenal dengan cyber. Dengan begitu, kompleksitas dari industri pun meningkat.
Pertanyaannya, siapkah kita menghadapi revolusi Industri 4.0?
Melihat perubahan industri yang begitu cepat, tentunya kita juga harus cepat beradaptasi jika tidak ingin tertinggal.
Salah satu caranya adalah dengan selalu meningkatkan skill dan pengetahuan. Selalu bejalar teknologi terbaru.
Di dunia programmer (dan IT pada umumnya), dulu ada istilah “Superman”, dimana orang tersebut menguasai hampir semua teknologi. Sedangkan kebanyakan programmer (atau pekerja IT) masih sangat idealis dengan teknologi yang mereka pelajari dan enggan untuk mempelajari teknologi baru lainnya.

Hal ini tentu akan merugikan diri kita sendiri, karena secara tidak langsung kita tidak dapat mengikuti kebutuhan dunia kerja saat ini. Hal yang lumrah terjadi adalah kehilangan pekerjaan karena perusahaan sudah tidak membutuhkannya lagi.
Untuk itulah kita harus selalu update terhadap teknologi terbaru, dan mempelajarinya. Mempelajari teknologi seperti Internet of Things, Otomasi, Artifical Intelligence, menjadi full stack developer, sangat berguna dalam dunia industri saat ini jika tidak ingin tertinggal.
Improve Your Skills Before You’re Replaced!
Pingback: 5 Alasan Profesi Programmer Akan Tetap Berharga Di Masa Depan – Lembaran Web